Makalah
Perkembangan
Kepribadian
Dosen Pembimbing : Hisyam Nauval
Yamani M.Psi
Disusun Oleh:
Alifha Mariyathul Qibtiyah
Firly Siti Wardah
Handini Putri Indriawan
Metha Selcita
Neni Indriyani
Siti Maulida Nailufar
Thervia Stefiani
Kelas : I-A
Prodi : D-3 Keperawatan
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES
BANTEN
TAHUN AJARAN 2015-2016
KATA
PENGANTAR
Memberi
kata sambutan bukan sekedar basa-basi apalagi untuk memberi nilai tambah atas
isi tulisan. Dalam budaya pancasila dan tentang budaya pancasila, jangan
hendaknya sekedar ucapan, tetapi harus berakar sebagai perwujudan iman. Dan akibatnya
laksanakan segala sesuatu berdasarkan iman di sirami roh ke-Tuhanan YME. Untuk
menyambut hasil karya ini diawali dengan niat “Lillahi Robbil Alamin” dan
diawali pula dengan syukur “Alhamdulillah Robbil Alamin”. Sholawat dan salam
semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, utusan dan manusia pilihan-Nya,
dialah penyampai, pengamal dan penafsir pertama al-Qur’an.
Dengan
pertolongan dan hidayahnya-lah, makalah PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN ini
dapat diselesaikan dan disusun berdasarkan tugas perkuliahan, dengan harapan
dapat bermanfaat bagi semua komponen, khususnya dan bagi berlangsungnya
perkuliahan di Poltekkes Kemenkes Banten, sebagai bahan kuliah dan bahan diskusi
pada tatap muka perkuliahan. Tentu saja kehadiran makalah ini sama sekali tidak
dimaksudkan membelenggu minat mahasiswa untuk membaca refrensi lainnya.
Ucapan
terma kasih kepada segenap pihak yang telah membantu penyusunan ini. dan
penghargaan pula kami persembahkan kepada teman-teman yang selalu memberikan,
dorongan dan motifasi serta suport kepada kami. Penulis berharap agar para
pembaca dapat memberi kritik dan saran yang positif untuk kesempurnaan makalah
ini.
Merupakan
suatu harapan pula, semoga makalah ini tercatat sebagai amal sholeh dan menjadi
motifator bagi penulis untuk menyusun makalah lain yang lebih baik dan
bermanfaat. Amin.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Psikologi perkembangan merupakan cabang dari psikologi
individu, baik sebelum maupun setelah kelahiran berikut kematangan perilaku
psikologi perkembangan merupakan ilmu yang mempelajari karakteristik setiap
fase-fase perkembangan. Dalam penulisan makalah ini untuk mengetahui
karakteristik perkembangan fase remaja, hal-hal apa saja yang mempengaruhi
psikologi perkembangan pada fase remaja.
Seorang tersusun atas dasar fatalitas jasmani dan
rohania, di samping ada faktor temperamen, karakter, dan bakat fitalitas
jasmani seseorang bergantunng pada konstruksi tubuhnya yang terpengaruh oleh
factor-faktor hereditas sehingga keaadaanya dapat di katakan tetap atau konstan
dan merupakan daya hidup yang sifatnya jasmanias.
Dewasa ini psikologi sangat dibutuhkan dalam setiap
manusia khususnya bagi seorang pelajar (ABG) maupun pada orang dewasa. oleh
karena itu khususnya bagi psikolog haruslah tau apa arti dari perkembangan dan
kepribadian itu, agar dalam memberikan solusi kepada klien bisa menempatkan
pada sasaran yang sesuai, karena, dalam perkembangan dan kepribadian pada
setiap manusia merupakan bantuan untuk memberikan kepada siswa dalam menemukan
pribadi, mengenal lingkungan dan merencanakan masa depan yang lebih baik.
Pemberian bantuan ini dapat dilakukan dengan melalui berbagai cara, salah satu
bahan yang bisa dipakai, misalnya diberikan kesempatan untuk membaca dan
menelaah sebuah buku tentang sopan santun, cara belajar efektif, tata tertib
dan sebagainya. Psikologi juga memiliki sebutan yang beragam dan terus
berkembang dari waktu ke waktu. Psikologi ini tujuannya agar para siswa dapat
mewujudkan diri sebagai pribadi yang mandiri, bertanggungjawab, pelajar
kreatif, dan pekerja produktif dan dapat menerapkan perkembangan yang terjadi
pada kepribadian seseorang.
Oleh karena itu agar lebih jelas tentang memahami perkembangan dan kepribadian pada seseorang, maka kami akan mengulas lebih lanjut tentang perkembangan dan kepribadian pada seseorang tersebut.
Oleh karena itu agar lebih jelas tentang memahami perkembangan dan kepribadian pada seseorang, maka kami akan mengulas lebih lanjut tentang perkembangan dan kepribadian pada seseorang tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
1. Pengertian Perkembangan Kepribadian.
2. Unsur-unsur dalam kepribadian.
3. Faktor-faktor yang membentuk kepribadian.
4. Tahap-tahap perkembangan kepribadian.
5. Implikasi Perkembangan Kepribadian Remaja dalam Pendidikan.
1.3 Tujuan
1. Memahami tentang
perkembangan kepribadian
2. Memahami unsur-unsur dalam kepribadian
3. Memahami faktor-faktor yang membentuk kepribadian
4. Memahami tahap-tahap perkembangan kepribadian
5. Mengetahui implikasi perkembangan kepribadian remaja dalam pendidikan
1.4 Kerangka
Pemikiran
Penyusunan makalah ini dimaksudkan
agar memberikan pemahaman dan pandangan tentang perkembangan kepribadian.
1.5 Metoda Penulisan
Metoda
penulisan dalam makalah ini yang saya gunakan adalah metoda literature dengan
cara menjadikan buku serta tambahan dari internet sebagai sumber untuk bahan
penulisan dalam makalah ini.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Perkembangan Kepribadian
1. Definisi Perkembangan
Definisi dari perkembangan menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia adalah suatu perubahan menjadi bertambah sempurna dalam
hal pikiran atau akal, pengetahuan, dan lain sebagainya.
Pengertian perkembangan menunjuk pada suatu proses
kearah yang lebih baik atau sempurna dan tidak begitu saja dapat di ulang lagi.
Perkembangan menunjuk ada perubahan yang bersifat tetap dan tidak dapat di
putar kembali.
Perkembangan juga berkaitan daengan belajar khususnya
mengenai isi proses perkembangan, apa yang berkembang berkaitan dengan perilaku
belajar. Dengan demikian perkembangan dapat diartikan sebagai proses yang kekal
dan tetap yang menuju kea rah suatu organisasi pada tingkat intergrasi yang
lebih tinggi, berdasarkan pertumbuhan, pemasakan dan belajar. Suatu devinisi
yang relevan yang dikemukakan oleh Monks sebagai berikut : Perkembangan
psikologis merupakan suatu proses yang dinamis. Dalam proses tersebut sifat
individu dan sifat lingkungan menentukan tingkah laku apa yang akan menjadi
actual dan terwujud.
Secara umum konsep perkembangan dikemukakan oleh
Werner (1957) sebagai berikut: Perkembangan sejalan dengan prinsip ortho
genetic, bahwa perkembangan berlangsung dari keadaan global dan kurang
berdiferensiasi sampai ke keadaan dimanadiferensiasi, artikulasi, dan
integrasi, meningkat secara bertahap. Proses diferensiasi itu diartikan sebagai
prinsip totalitas pada diri anak, bahawa dari penghayatan totalitas itu lambat
laun bagian-bagiannya menjadi semakin nyata dan bertambah jelas dalam kerangka
keseluruhan.
Pada anak prasekolah dan taman kanak-kanak tampak adanya diskontinuitas, sedang pada kelompok umur yang lebih tinggi sampai dengan mahasiswa menunjukkan kontinuitas.
Pada anak prasekolah dan taman kanak-kanak tampak adanya diskontinuitas, sedang pada kelompok umur yang lebih tinggi sampai dengan mahasiswa menunjukkan kontinuitas.
Menurut Nagel, perkembangan merupakan pengertian
dimana terdapat struktur yang terorganisasikan dan mempunyai fungs-fungsi
tertentu, o;eh karena itu bilamana terjadi perubahan struktur baik dalam
organisasi maupun da;am bentuk, akan mengakibatkan perubahan fungsi.
Menurut Schneirla, perkembangan adalah
perubahan-perubahan progesif dalam organisasi organisme, dan organisme
inidilihat sebagai system fungsional dan adaptif sepanjang hidupnya.
Perubahan-perubahan progresif ini meliputi dua faktor yakni kematangan dan
pengalaman.
Spiker, mengemukakan dua macam pengertian yang harus
dihubungkan dengan perkembangan yaitu :
1. Ortogenetik,
yang berhubungan dengan perkembangan sejak terbentuknya individu yang baru dan
seterusnya sampai dewasa.
2. Filogenetik,
yakni perkembangan dari asal usul manusia sampai sekarang ini.
Rumusan lain tentang arti perkembangan yang
dikemukakan oleh Libert, Paulus, dan Strauss, yaitu bahwa Perkembangan adalah
proses perubahan dalam pertumbuhan pada suatu waktu sebagai fungsi kematangan
dan interaksi dengan lingkungan. Istilah perkembangan lebih dapat mencerminkan
sifat-sifat yang khas mengenai gejala-gejala psikologis yang menampak.
Perkembangan dapat juga dilukiskan debagai suatu proses yang kekal dan tetap
yang menuju kearah suatu organisasi pada tingkat integrasi yang lebih tinggi,
berdasarkan proses pertumbuhan, kematangan, dan belajar.
2. Definisi Kepribadian
Sedangkan definisi dari kepribadian
berdasarkan Kamus Besar Bahasa yakni keadaan manusia sebagai perseorangan atau
keseluruhan sifat-sifat yang merupakan watak-watak seseorang.
Sedangkan definisi menurut para
psikolog sangat berbeda-beda penafsiran, diantaranya:
a. W. Stern, mendefinisikan Kepribadian
(person lichkett) yaitu aktualisasi dari realisasi dari hal-hal yang sejak
semula telah terkandung dalam jiwa seseorang.
b. G.W. Leibniz, berpendapat bahwa
Kepribadian adalah sesuatu yang berdiri sendiri, tetapi juga sesuatu yang
terbuka terhadap dunia sekitarnya.
c. Gordon W. Alport. Ia memberikan
definisi Kepribadian sebagai berikut :
"Personality is the dynamic organization within
the individual of those psychophysical system that determine his unique
adjustment to his environment" (Kepribadian adalah organisasi dinamis
dalam diri individu yang terdiri dari sistem-sistem psikofisik yang menentukan
cara penyesuaian diri yang unik (khusus) dari individu tersebut terhadap lingkungannya).
Kalau definisi tersebut dianalisis, maka kepribadian adalah:
Kalau definisi tersebut dianalisis, maka kepribadian adalah:
1) Merupakan suatu organisasi dinamis,
yaitu suatu kebutuhan organisasi atau sistem yang mengikat atau mengaitkan
berbagai macam aspek atau komponen kepribadian. Organisasi tersebut dalam
keadaan berproses selalu mengalami perubahan dan perkembangan.
Kepribadian bukan sebagai bakat kodrati yang tidak bisa diubah
melainkan kepribadian dapat dibentuk oleh proses sosialisasi. Kepribadian
cenderung membuat psikologis seseorang untuk melakukan tingkah laku sosial baik
berupa perasaan, berpikir, bersikap, berkehendak maupun bertindak dalam
perbuatan. Aspek-aspek mengenai psiko-fisik (rohani dan jasmani) antara lain
sifat-sifat, kebiasaan, sikap, tingkah laku, bentuk tubuh, ukuran, warna kulit,
dan sebagainya. Semuanya tumbuh dan berkembang sesuai dengan kondisi yang
dimiliki seseorang.
Semua aspek kepribadian, baik
sifat-sifat maupun kebiasaan, sikap, tingkah laku, bentuk tubuh, dan
sebagainya, merupakan suatu sistem (totalitas) dalam menentuakan cara yang khas
dalam mengadakan penyesuaian diri terhadap lingkungan. Ini mengandung arti
bahwa setiap orang memiliki cara yang khas atau penampilan yang berbeda-beda
dalam bertindak atau bereaksi terhadap lingkungannya.
Dari uraian tentang pengertian
kepribadian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa kepribadian yaitu
keseluruhan pola (bentuk) tingkah laku, sifa-sifat, kebiasaan, kecakapan bentuk
tubuh, serta unsur-unsur psiko-fisik lainnya yang selalu menampakkan diri dalam
kehidupan seseorang. Dengan kata lain dapat dikatakan kepribadian yang mencakup
semua aktualisasi dari (penampilan) yang selalu tampak pada diri seseorang,
merupakan bagian yang khas atau ciri dari seseorang.
B. Unsur-unsur dalam Kepribadian
Kepribadian
seseorang bersifat unik dan tidak ada duanya. Unsur-unsur yang memengaruhi
kepribadian seseorang itu adalah pengetahuan, perasaan, dan dorongan naluri.
a.
Pengetahuan
Pengetahuan sesorang bersumber dari
pola pikir yang rasional, yang berisi fantasi, pemahaman, dan pengalaman
mengenai bermacam-macam hal yang diperolehnya dari lingkungan yang ada di
sekitarnya. Semua itu direkam dalam otak dan sedikit demi sedikit diungkapkan
dalam bentuk perilakunya di masyarakat.
b. Perasaan
Perasaan merupakan suatu keadaan
dalam kesadaran manusia yang menghasilkan penilaian positif atau negative
terhadap sesuatu atau peristiwa tertentu. Perasaan selalu bersifat subjektif,
sehingga penilaian seseorang terhadap suatu hal atau kejadian akan berbeda
dengan penilaian orang lain. Contohnya penilaian terhadap jam pelajaran yang
kosong.
c.
Dorongan Naluri
Dorongan naluri merupakan kemauan
yang sudah menjadi naluri setiap manusia. Hal itu dimaksudkan untuk memenuhi
berbagai kebutuhan hidup manusia, baik yang bersifat rohaniah maupun jasmaniah.
Sedikitnya ada tujuh macam dorongan naluri, yaitu untuk mempertahankan hidup,
seksual, mencari makan, bergaul dan berinteraksi dengan sesame manusia, meniru
tingkah laku sesamanya, barbakti, serta keindahan bentuk, warna, suara, dan
gerak.
C.
Faktor-faktor yang Membentuk
Kepribadian
Secara umum, perkembangan kepribadian dipengaruhi oleh
lima factor yaitu:
a. Warisan Biologis (Heredity)
Warisan biologis memengaruhi
kehidupan manusia dan setiap manusia mempunyai warisan biologis yang unik,
berbeda dari orang lain. Artinya tidak ada seorang pun di dunia ini yang
mempunyai karakteristik fisik yang sama persis dengan orang lain, bahkan anak
kembar sekalipun. Faktor keturunan berpengaruh terhadap keramah-tamahan,
perilaku kompulsif (terpaksa dilakukan), dan kemudahan dalam membentuk
kepemimpinan, pengendalian diri, dorongan hati, sikap, dan minat.
b. Warisan Lingkungan Alam (Natural
Environment)
Perbedaan iklim, topografi, dan
sumber daya alam menyebabkan manusia harus menyesuaikan diri terhadap alam.
Melalui penyesuaian diri itu, dengan sendirinya pola perilaku masyarakat dan
kebudayaannyapun dipengaruhi oleh alam.
c. Warisan Sosial (Social Heritage)
atau Kebudayaan
Kita tahu bahwa antara manusia,
alam, dan kebudayaan mempunyai hubungan yang sangat erat dan saling
memengaruhi. manusia berusaha untuk mengubah alam agar sesuai dengan
kebudayaannya guna memenuhi kebutuhan hidup.
d. Pengalaman Kelompok Manusia (Group
Experiences)
Kehidupan manusia dipengaruhi oleh
kelompoknya. Kelompok manusia, sadar atau tidak telah memengaruhi
anggota-anggotanya.
e. Pengalaman Unik (Unique Experience)
Setiap orang mempunyai kepribadian
yang berbeda dengan orang lain, walaupun orang itu berasal dari keluarga yang
sama, dibesarkan dalam kebudayaan yang sama, serta mempunyai lingkungan fisik
yang sama pula. Mengapa demikian? Walaupun mereka pernah mendapatkan pengalaman
yang serupa dalam beberapa hal, namun berbeda dalam beberapa hal lainnya.
Mengingat pengalaman setiap orang adalah unik dan tidak ada pengalaman siapapun
yang secara sempurna menyamainya.
Selain kelima faktor pembentuk
kepribadian di atas, F.G. Robbins dalam Sumadi Suryabrata (2003), mengemukakan
ada lima faktor yang menjadi dasar kepribadian, yaitu:
1) Sifat Dasar
Sifat dsar merupakan keseluruhan potensi yang dimiliki
seseorang yang diwarisi dari ayah dan ibunya.
2) Lingkungan Prenatal
Lingkungan prenatal merupakan lingkungan dalam
kandungan ibu. Pada periode ini individu mendapatkan pengaruh tidak langsung
dari ibu. Maka dari itu, kondisi ibu sangat menentukan kondisi bayi yang ada
dalam kandungannya tersebut, baik secara fisik maupun secara psikis.
3) Perbedaan Individual
Perbedaan individu merupakan salah satu faktor yang
memengaruhi proses sosialisasi sejak lahir.
4) Lingkungan
Lingkungan meliputi segala kondisi yang ada di
sekeliling individu yang memengaruhi proses sosialisasinya. Proses sosialisasi
individu tersebut akan berpengaruh pada kepribadiannya.
5) Motivasi
Motivasi adalah dorongan-dorongan, baik yang datang
dari dalam maupun luar individu sehingga menggerakkan individu untuk berbuat
atau melakukan sesuatu. Dorongan-dorongan inilah yang akan membentuk
kepribadian individu sebagai warna dalam kehidupan bermasyarakat.
D.
Tahap-tahap Perkembangan Kepribadian
Tahap-tahap perkembangan kepribadian
setiap individu tidak dapat disamakan satu dengan yang lainnya. Tetapi secara
umum dapat dirumuskan sebagai berikut:
a. Fase Pertama
Fase pertama dimulai sejak anak
berusia satu sampai dua tahun, ketika anak mulai mengenal dirinya sendiri. Pada fase ini, kita dapat membedakan kepribadian seseorang
menjadi dua bagian penting, yaitu sebagai berikut:
- Bagian
yang pertama berisi unsur-unsur dasar atas berbagai sikap yang disebut
dengan attitudes yang kurang lebih bersifat permanen dan tidak
mudah berubah di kemudian hari. Unsur-unsur itu adalah struktur dasar
kepribadian (basic personality structure) dan capital
personality. Kedua unsur ini merupakan sifat dasar dari manusia yang
telah dimiliki sebagai warisan biologis dari orangtuanya.
- Bagian
kedua berisi unsur-unsur yang terdiri atas keyakinan-keyakinan atau
anggapan-anggapan yang lebih fleksibel yang sifatnya mudah berubah atau
dapat ditinjau kembali di kemudian hari.
b. Fase Kedua
Fase ini merupakan fase yang sangat
efektif dalam membentuk dan mengembangkan bakat-bakat yang ada pada diri
seorang anak.
Fase ini
berlangsung relatife panjang hingga anak menjelang masa kedewasaannya sampai
kepribadian tersebut mulai tampak dengan tipe-tipe perilaku yang khas yang
tampak dalam hal-hal berikut:
1) Dorongan-dorongan (Drives)
Unsur ini
merupakan pusat dari kehendak manusia untuk melakukan suatu aktivitas yang
selanjutnya akan membentuk motif-motif tertentu untuk mewujudkan suatu keinginan.
2) Naluri (Istinct)
Naluri merupakan suatu dorongan yang bersifat kodrati yang melekat dengan
hakikat makhluk hidup.
3) Getaran Hati (Emosi)
Emosi atau getaran hati merupakan
sesuatu yang abstrak yang menjadi sumber perasaan manusia. Emosi dapat menjadi
pengukur segala sesuatu yang ada pada manusia, seperti senang, sedih, indah,
serasi, dan yang lainnya.
4) Perangai
Perangai merupakan perwujudan dari
perpaduan antara hati dan pikiran manusia yang tampak dari raut muka maupun
gerak-gerik seseorang. Perangai ini merupakan salah satu unsure dari
kepribadian yang mulai riil, dapat dilihat, dan diidentifikasikan oleh orang
lain.
5) Inteligensi (Intellegence
Quetient-IQ)
Intelegensi adalah tingkat kemampuan berpikir yang dimiliki
oleh seseorang.
6) Bakat (Talent)
Bakat pada hakikatnya merupakan
sesuatu yang abstrak yang diperoleh seseorang karena warisan biologis yang
diturunkan oleh leluhurnya, seperti bakat seni, olahraga, berdagang,
berpolitik, dan lainnya.
c. Fase Ketiga
Pada proses perkembangan kepribadian
seseorang, fase ini merupakan fase terkhir yang ditandai dengan semakin
stabilnya perilaku-perilaku yang khas dari orang tersebut. Pada fase ketiga terjadi
perkembangan yang relatife tetap, yaitu dengan terbentuknya perilaku-perilaku
yang khas sebagai perwujudan kepribadian yang bersifat abstrak.
Setelah kepribadian terbentuk secara
permanen, maka dapat diklasifikasikan tiga tipe kepribadian, yaitu kepribadian
normative, kepribadian otoriter, dan kepribadian perbatasan.
1) Kepribadian Normative
Kepribadian ini merupakan tipe
kepribadian yang ideal, dimana seseorang mempunyai prinsip-prinsip yang kuat
untuk menerapkan nilai-nilai sentral yang ada dalam dirinya sebagai hasil
sosialisasi pada masa sebelumya. Seseorang memiliki kepribadian normative
apabila terjadi proses sosialisasi antara perlakuan terhadap dirinya dan
perlakuan terhadap orang lain sesuai dengan tata nilai yang ada di dalam
masyarakat. Tipe ini ditandai dengan kemampuan menyesuaikan diri yang sangat
tinggi dan dapat menampung banyak aspirasi adri orang lain.
2) Kepribadian Otoriter (Otoriter Man)
Tipe ini terbentuk melalui proses
sosialisasi individu yang lebih mementingkan kepentingan diri sendiri dari pada
kepentingan orang lain.
3) Kepribadian Perbatasan
Kepribadian ini merupakan tipe
kepribadian yang relative labil di mana cirri khas dari prinsip-prinsip dan
perilakunya seringkali mengalami perubahan-perubahan, sehingga seolah-olah seseorang itu mempunyai lebih dari satu corak
kepribadian. Seseorang dikatakan memiliki kepribadian perbatasan apabila orang
ini memiliki dualism budaya, misalnya karena proses perkawinan atau karena
situasi tertentu hingga mereka harus mengabdi pada dua struktur budaya yang
berbeda.
E.
Implikasi Perkembangan Kepribadian
Remaja dalam Pendidikan
Perkembangan kepribadian dan
pendidikan tidak dapat dipisahkan, karena kedua hal ini saling terkait satu
sama lainnya dan memiliki hubungan yang ireverdibel. Yang artinya kedua hal ini
memiliki pengaruh tembal balik yang seimbang. Dalam implikasinya perkembangan
kepribadian dan pendidikan terbagi menjadi dua macam. Yang pertama,
perkembangan kepribadian mempengaruhi pendidikan. Dan yang kedua, pendidikan
mempengaruhi perkembangan kepribadian.
Perkembangan kepribadian
mempengaruhi pendidikan maksudnya adalah kepribadian akan mempengaruhi
pencapaian seseorang dalam pendidikan. Hal ini biasanya dapat dijelaskan dengan
bagaimana sikap orang tersebut dalam memahami materi pelajaran dan juga
sikapnya di dalam kelas. Kepribadian seseorang juga dapat menunjukkan tingkat
kecerdasan orang tersebut. Dalam hal ini bukanlah seseorang yang selalu
bersifat ramah akan mendapatkan pencapaian yang baik dalam proses belajar, akan
tetapi bagaimana sikapnya dalam memhami materi pelajaran yang disampaikan oleh
guru. Sehingga terkadang orang yang dianggap kurang ramah akan mendapatkan
hasil yang baik dalam memahami suatu materi pelajaran. Namun jika dikaitkan
dengan lingkungan sosial hal ini kurang baik karena dikhawatirkan jika orang
tersebut akan menggunakan pengetahuannnya untuk sesuatu yang menyimpang.
Pendidikan mempengaruhi perkembangan
kepribadian maksudnya dalam hal ini pendidikan memiliki peran penting dalam
perkembangan kepribadian individu. Dalam dunia pendidikan tidak hanya
dijabarkan bagaimana cara individu memahami suatu materi pelajaran tetapi juga
pembentukan karakter. Melalui pembentukan karakter kepribadian individu dapat
dibangun. Untuk membentuk kepribadian yang baik dalam diri individu maka
pendidikan sangatlah dibutuhkan, dan dalam hal ini pendidikan yang dimaksud
bukanlah pendidikan formal saja melainkan semua bentuk pendidikan baik
pendidikan formal, informal, maupun nonformal. Dan dalam pembentukan
kepribadian yang baik peran dari pendidikan nonformal dari keluarga sangatlah
penting. Dengan adanya individu yang memiliki keperibadian yang baik dalam hal
sosial dan pengetahuan maka individu tersebut akan memiliki peranana yang
sangat penting dalam masyarakat. Hal inilah yang diharapkan dari perkembangan
kepribadian terutama pada remaja.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Perkembangan
kepribadian remaja sangan berpengaruh terhadap bagaimana pendidikannya itu
sendiri. Dalam implikasinya perkembangan kepribadian dan pendidikan terbagi
menjadi perkembangan kepribadian mempengaruhi pendidikan dan pendidikan
mempengaruhi perkembangan kepribadian. Hal ini biasanya dapat dijelaskan dengan
bagaimana sikap orang tersebut dalam memahami materi pelajaran dan juga
sikapnya di dalam kelas. Kepribadian seseorang juga dapat menunjukkan tingkat
kecerdasan orang tersebut. Dalm hal ini bukanlah seseorang yang selalu bersifat
ramah akan mendapatkan pencapaian yang baik dalam proses belajar, akan tetapi
bagaimana sikapnya dalam memhami materi pelajaran yang disampaikan oleh
pendidik. Sehingga terkadang orang yang dianggap kurang ramah akan mendapatkan
hasil yang baik dalam memahami suatu materi pelajaran.
Maka dari itu, pendidikan sangat
mempengaruhi perkembangan kepribadian melalui pembentukan karakter kepribadian
individu secara formal, informal, maupun nonformal. Bila tertanam kepribadian
yang baik dalam pendidikan maka sosial dan pengetahuannya pun akan berkembang
dengan baik. Perilaku sangat tercermin dari kepribadian yang baik pula. Remaja
pada umumnya harus ditanamkan kepribadian yang memahami cara bersosialisasi
yang baik dalam pendidikannya.
2. Saran
Sebagai
seorang calon pendidik, hendaknya kita mampu memahami dan menerapkan
pengetahuan tentang karakteristik perkembangan kepribadian remaja. Karena
perkembangan kepribadian remaja sangat mempengaruhi pendidikannya. Kita harus
mampu mengakomodir pembentukan kepribadian tersebut dan mengimplementasikannya
terhadap pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
www.google.com
(www.akhmadsudrajat.wordpress.com)
http://www.wapannuri.com
Etika Individual Pola Dasar Filsafat
Moral. Karangan Drs. H.Burhanuddin,Mm, Penerbit Rineka Cipta Isbn :
979-518-761-9
Abin Syamsuddin, (2003), Psikologi
Pendidikan , Bandung, Pt. Remaja Rosda Karya.
Prayitno Dan Erman Anti, (1995),
Dasar-Dasar Bimbingan Dan Konseling ,
Jakarta : P2LPTK Depdikbud
Prayitno (2003), Panduan Bimbingan Dan Konseling, Jakarta : Depdikbud
Direktorat Pendidikan Dasar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar